Rabu, 30 Juli 2008

Asih belajar batik

PENGUNJUNGJateng feir, di kompleks PRPP, Tanah Mas, Semarang, selain disuguhi dengan berbagai hiburan, musik baik pop maupun dangdut, namun juga diajak belajar membuat batik.
''Oh canting untuk membuat batik yang harganya mahal banget, seperti ini tho ternyata mirip dengan pipa rokok yang di film,'' ungkap Indah warga Grobogan.

Pelaku beli seragam di Kauman

KRANGGAN.ks-- Kasus perampokan distributor emas sekaligus pemilik "Toko Bintang Emas" Willy Candra (33) di jalan Kranggan Timur No 12, Semarang, beberapa waktu lalu, dilakukan oleh pelaku yang sudah profesional. Perampokan tersebut, pelaku sudah melakukan perencanaan secara matang selama satu bulan.
Bahkan, sebelum berhasil menggondol sekitar 100 kilogram emas batangan, pelaku sempat melakukan uji coba sebanyak dua kali. Baru, aksi yang ketiga pelaku yang berjumlah sekitar 9 orang tersebut, dengan mulus menggondol emas serta menghabisi tiga orang sekaligus. Dalam dua aksi sebelumnya, para pelaku tidak berhasil membawa barang dari rumah yang memiliki sistim pengamanan serba elektrik tersebut.
Yang lebih parah lagi, aksi perampokan tersebut salah satunya dilakukan oleh Roni Wijaya (33) yang merupakan cucu dari orang kepercayaan keluarga korban. Hal itu terungkap dalam rekontruksi yang berlangsung Selasa (29/7) kemarin.
Kasat Reskrim Polwiltabes Semarang AKBP Drs Agus Rohmat SIK SH MHum mengungkapkan dalam perampokan tersebot, Roni Wijaya (33)
warga Klipang Pesona Asri, Sendangmulyo, Tembalang, bertindak sebagai orang yang mengambil dan membawa korban Willy Candra setelah ditangkap dan diintrograsi di kompleks krematorium Kedungmundu, Tembalang.
Dalam rekontruksi tersebut, petugas membawa dua tersangka asli yaitu Roni Wijaya (33) dan Wahyono (40) warga Krobokan Semarang Barat. yang bertindak sebagai petugas pengawas keamanan. Sedang, beberapa orang lainnya yang belum tertangkap, diperankan oleh petugas kepolisian dari Polwiltabes Semarang.
"Dari hasil pengakuan kedua tersangka, aksi sudah direncanakan sebulan sebelum kejadian,'' terang Agus Rohmat saat dimintai keterangan di sela-sela pelaksanaan rekontruksi.
Dalam rekonstruksi tersebut, terlihat, salah satu pelaku bernama Waluyo yang diperankan oleh petugas, mengenakan seragam polisi lalu-lintas lengkap helm dan rompi, menodong salah satu orang yang ada di dalam rumah. Selain itu, Waluyo juga tampak memborgol sejumlah pembantu (yang menjadi saksi) sambil ditidurkan di lantai.
Sementara itu, Rony, yang datang membawa beberapa tas kosong, mengeluarkan korban Willy Candra dari mobil dengan kondisi mata dilakban, serta tangan diikat.
''Jumlah adegan yang dilakukan mencapai 73 adegan. Semua berjalan lancar,'' imbuh Kasat Reskrim.
Rekontruksi, dimulai dari kompleks pertokoan kauman tempat para pelaku membeli perlengkapan dan seragam polisi, kemudian dilanjutkan di daerah Pringgading tempat wahyono mengawasi gerak gerik jajaran Polsek Semarang Tengah selama aksi perampokan berlangsung.
Setelah di Pringgading, rekontruksi kemudian diteruskan di rumah Rony tempat aksi di rencanakan, baru kemudian petugas meluncur ke kompleks krematorium Kedungmundu, tempat para pelaku mengorek bagaimana keamanan rumah di buka.
Setelah dari lokasi krematorium, petugas baru membawa tersangka ke rumah korban di Jalan Kranggan, Kranggan, Semarang Tengah. Selesai di Kranggan, tersangka kemudian digiring ke dekat gereja Alfa Omega, Jalan Pahlawan Semarang kemudian baru digiring ke Unnes untuk melakukan rekontruksi cara mereka mengeksekusi kedua korbannya yaitu Anik (istrinya), Wulan (pembantunya) dan meninggalkan Iing tantenya Willy di dalam mobil Innova Nopol H 8621 WG.

Korupsi dana bantuan desa 2006

KALISARI.ks-- Terkait kasus dugaan korupsi dana bantuan desa di kabupaten Demak, Tahun 2006 lalu, jajaran Polwiltabes Semarang saat ini masih melakukan koordinasi dengan pihak kejaksaan negeri Demak. Hal itu, dilakukan untuk mempercepat pelimpahan tahap dua (tersangka dan barang bukti) kasus penyimpangan dana bantuan desa Kabupaten Demak tahun 2006 di Desa Lempuyang Kecamatan Wonosalam.
Dalam keterangannya, Kasat Reskrim Polwiltabes Semarang AKBP Agus Rohmat mengungkapkan, saat ini proses pengungkapkan kasus tersebut, dalam tahap menunggu hasil penelitian berkas berita acara pemeriksaan (BAP) yang dilakukan Kejaksaan Negeri (Kejari) Demak.
"Untuk mempercepat, kita koordinasi dengan Kejari, agar berkas tersangka (Kades Lempuyang) segera P.21," ungkap Kasat reskrim.
Lebih lanjut Agus Rohmad mengungkapkan, pemeriksaan tersangka sendiri sudah dilaksanakan dan selesai pada bulan Februari. Lebih lanjut, imbuh dia, penyidik kemudian mengirimkan berkas Berita Acara Pemerikaan (BAP) ke Kejari Demak pada 14 Februari untuk dilakukan penelitian.
BAP yang dikirim, awal Juli lalu, tertanggal 24 April 2008 Kejari menerbitkan surat P.18 (berkas belum lengkap) dan P.19 (petunjuk untuk melengkapi berkas) pada awal Mei.
''Kita telah melengkapi kembali berkas dari tersangka beberapa waktu lalu. Dan sekarang kita menunggu hasil penelitian itu," imbuhnya.
Kasus dugaan korupsi Kades Lempuyang, Mukid merupakan pengembangan kasus dugaan korupsi APBD Demak 2006 di pos bantuan desa/kelurahan senilai Rp34,8 miliar yang menyeret mantan Bupati Demak Endang Setyaningdyah.
Dari alokasi dana bantuan yang saat ini dipermasalahkan, Desa Lempuyang mendapat kucuran dana sebesar Rp 28 juta yang diperuntukkan bagi bantuan fisik desa (Rp 28 juta) dan bantuan fisik keagamaan (Rp35 juta).
Kasat menambahkan, kasus tersebut melebar ke beberapa desa lain yang juga menerima dana bantuan. Dari penyelidikan, ditemukan kasus serupa seperti di Desa Katonsari, Kecamatan Demak dan Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang.
Desa Katonsari yang mendapat Rp63 juta, ternyata sebesar Rp8,6 juta diselewengkan. Begitupun dengan Desa Karangrejo, dimana sebesar Rp. 19 juta dari total Rp83 juta diselwengkan dnegan modus serupa dengan Desa lempuyangan.
"Saat ini beberapa Kades telah ditetapkan sebagai tersangka. BAP masih dalam proses penyidikan di tahap pemberkasan," pungkasnya

Perdagangan elektronik makin menjanjikan

SEMARANG.ks--- Dunia perdagangan elektronik di Semarang, dinilai makin menjanjikan, beberapa bulan terakhir nilai pertumbuhannya mencapai kisaran 20 % dari tahun sebelumnya. Dampak positif tersebut, memicu beberapa pelaku usaha di bidang ritel khusus elektronik untuk terus berinovasi dan mengembangkan usahanya. Bahkan, beberapa diantara mereka makin berani untuk menambah cabang usaha.
Salah satunya yaitu Global Elektronik (GE) yang belakangan terus berinovasi dengan membuka superstore elektronik (SE), di lantai V, Sriratu, Jalan Pemuda, Semarang.
Gouw Andy Siswanto, Managing Director Global Elektronik (GE) Semarang, dalam acara launcing SE mengungkapkan, konsep SE yang dibuka Senin (28/7) semalam, merupakan kosep yang memanjakan konsumen dengan jumlah ketersediaan dan fariasi merk maupun jenis barang yang mencapai ratusan jenis. ''Diantaranya tersedia elektronik jensi baik TV, mesin cuci, kamera digital, printer,'' jelasnya saat dimintai keterangan usai pembukaan SE yang menempatu area seluas 3.080 meter persegi terebut.
Lebih lanjut Gouw Andy Siswanto menuturkan, sebagai show elektronik terbesar, SE juga memanjakan konsumen dengan free area hotspot internet dan cafe. ''Dengan fasilitas tersebut, diharapkan konsumen akan leluasa melakukan akses internet sambil menikmati makanan dan minuman, saat mencari kebutuhan elektronik,'' urainya.
Andi mengakui, kenaikan harga BBM sempat menekan perekonomian masayrakat. Namun, perkembangan terakhir kondisi tersebut telah berhasi dilewati. "Investasi yang ditanamkan dalam bisnis ritel elektronik memang cukup besar. Tapi di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang mulai membaik, kami optimis modal yang ditanamkan akan segera break event poin(BEP) 2 tahun ke depan," imbuh Andy.